Surat Kepada Pemimpin Terpilih

Engkau telah mengatakan dengan benar bahwa sesungguhnya kejadian ini bukanlah seperti yang mereka persangkakan kepadamu. Aku pun menyadari bahwa sesungguhnya bukanlah semata-mata kemenangan itu yang menjadi tujuan kita, tetapi adalah sebuah proses yang menuju kepada sesuatu yang lebih mulia dan agung, itulah yang selama ini selalu menjadi cita-cita kita. Proses tersebut mengarah pada kenyataan bahwa kita memang benar-benar berjuang untuk sesuatu yang sangat pantas untuk diperjuangkan. Perjuangan untuk mempertahankan hak-hak paling azasi atas sejumlah besar manusia di negeri ini yang sedang kita saksikan terampas dengan semena-mena dan sayangnya tidak juga mereka sadari. Bila pun segala kesewenang-wenangan itu hadir di depan mata, maka tak ada jalan lain selain menghentikannya dengan segala daya upaya. Sekuat tenaga kita merelakan waktu, mengurangi tidur, mensedikitkan makanan ke dalam perut, adalah masih merupakan sejumput kecil usaha untuk sebuah proses yang sungguh sangat melelahkan ini.


Tindakan menyelamatkan orang banyak, sungguh tidak pernah terwujud dengan mudah. Setidaknya seseorang bahkan seringkali mengalami pengucilan yang luar biasa menyakitkan dari orang-orang yang hendak diselamatkannya. Aku tak hendak memberimu semangat agar kau terus-menerus berjuang demi orang banyak, aku hanya mencoba mengingatkanmu bahwa pada kenyataannya tidak pernah ada yang benar-benar berbuat demikian. Sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang bermanfaat dari apa yang dinamakan dengan perjuangan demi orang banyak, engkau harus selalu ingat bahwa seseorang sebenarnya tidak diperbolehkan berbuat demi orang banyak.

Seseorang sebenarnya haruslah selalu berbuat hanya demi Sang Khalik, namun, karena Sang Khalik memerintahkan para hamba-Nya untuk mampu mempertanggungjawabkan apa-apa yang telah dipimpinnya selama hidup di dunia, maka para hamba "memiliki cara tersendiri" agar mampu terselamatkan pada saat hamba tersebut bertemu dengan Sang Khalik. Itulah sebabnya mengapa ada sebagian hamba yang dengan sangat cerdas memanfaatkan kekuasaannya demi memperjuangkan orang banyak. Karena orang banyak tersebut akan menjadi saksi di hadapan Sang Khalik nanti, apakah ia telah diperlakukan dengan baik ataukah sebaliknya oleh pemimpinnya itu ketika di dunia. Yang pada akhirnya, akan meringankan ataukah malah memberatkan pertanggungan-jawab sang hamba yang menjadi pemimpin orang banyak tersebut dihadapan Sang Khalik. Di mana pada hari itu tidak akan ada alasan apapun yang dapat keluar dari mulut seorang hamba yang akan diterima oleh Sang Khalik selain dari perbuatan apa saja yang telah dilakukannya selama di dunia. Dan, proses pertanggungan-jawab seorang pemimpin sebagai hamba Sang Khalik adalah jauh lebih lama daripada orang banyak sebagai hamba.

Engkau tidak boleh takut ataupun ciut, jangan sekalipun lari sebagai pengecut, hatimu tidak boleh gentar, adalah biasa jika kemudian tubuhmu menjadi memar-memar. Seperti juga kebiasaan pemimpin-pemimpin besar yang selalu gigih dalam mengejar impiannya, engkau harus terus-menerus meneriakkan kebenaran di manapun engkau berada. Gunakan waktumu yang sungguh amat sangat singkat ini untuk meletakkan dasar-dasar kearifan di hati orang-orang banyak. Ajarkan kepada mereka pengetahuan tentang tanggung-jawab dan kedisiplinan serta keteguhan di dalam menjalankannya. Hindarkan orang banyak dari kebodohan yang membelenggu agar mereka senantiasa selalu mampu membedakan antara kebenaran dan kejahatan. Dan jangan sekali-kali engkau memanfaatkan kesetiaan mereka padamu demi kepentinganmu sendiri. Berhati-hatilah terhadap perasaan sombong dan angkuh yang akan senantiasa menyelimuti dirimu jika engkau lemah. Perasaan sombong tersebut acapkali tidak disadari karena datangnya bersamaan dengan sanjungan dan puji-pujian dari orang banyak. Engkau harus senantiasa menangis di kala sendirian pada malam hari atas kesalahan-kesalahan yang telah engkau lakukan, sebaliknya engkau harus senantiasa tersenyum dengan tulus di hadapan orang banyak pada siang hari agar mereka merasakan ketenangan ketika engkau berada di tengah-tengah mereka.

Di atas segalanya, merupakan sesuatu yang sangat penting untuk selalu diingat, bahwasanya aku, engkau dan semua orang banyak yang dimaksud, pada suatu saat nanti akan dikembalikan kepada Sang Khalik Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan, sebagaimana yang terjadi pada saat perjanjian kita dengan-Nya sebelum kita semua berada di dunia ini.

Wallahu'alam Wallahulmusta'an.
Jalan Bacang, Jatipadang, Jakarta Selatan.
08 Juli 2009


0 comments:

Posting Komentar

About

muhadzis
Ever been very fond for outdoor activities, had been desperately in acting practices, had written poems, and had finished degree in medical physics ... today, honestly I just want to be a servant of the most loved by Allah 'Azza wa Jalla. Amen.
Lihat profil lengkapku

Twitter Updates

    follow me on Twitter